Materi Ajar Tehnik Gambar Bangunan

Mulai Tahun Pelajaran 2015/2016 SMK Ainul Yaqin  Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan) menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum ini berlaku untuk Kelas X semua jurusan. Ada beberapa perubahan yang mendasar antara kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya (KTSP)
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga  negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1)   mengembangkan    keseimbangan    antara   pengembangan   sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2)   sekolah  merupakan  bagian  dari  masyarakat  yang  memberikan pengalaman  belajar  terencana  dimana  peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3)   mengembangkan   sikap,   pengetahuan,   dan   keterampilan   serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4)   memberi   waktu   yang   cukup   leluasa   untuk   mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5)   kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar Mata pelajaran;
6)   kompetensi  inti  kelas  menjadi  unsur  pengorganisasi  (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses  pembelajaran  dikembangkan  untuk  mencapai  kompetensi
yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
7)  kompetensi    dasar    dikembangkan    didasarkan    pada    prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarMata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

STRUKTUR KURIKULUM SMK TEKNIK BANGUNAN

MATA PELAJARAN
KELAS
X
XI
XII
1
2
1
2
1
2
Kelompok A (Wajib)
1
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3
3
3
3
3
3
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2
2
2
2
2
2
3
Bahasa Indonesia
4
4
4
4
4
4
4
Matematika
4
4
4
4
4
4
5
Sejarah Indonesia
2
2
2
2
2
2
6
Bahasa Inggris
2
2
2
2
2
2
Kelompok B (Wajib)
7
Seni Budaya
2
2
2
2
2
2
8
Prakarya dan Kewirausahaan
2
2
2
2
2
2
9
Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan
3
3
3
3
3
3
Kelompok C (Kejuruan)
C1.  Dasar Bidang Keahlian
10
Fisika
2
2
2
2
12
Kimia
2
2
2
2
13
Gambar Teknik
2
2
2
2
C2.  Dasar Program Keahlian
14
Mekanika Teknik
6
6
15
Ilmu Bangunan
8
8
16
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
4
4
C3.  Paket Keahlian
17
Teknik Konstruksi Baja
18
18
24
24
Teknik Konstruksi Kayu
18
18
24
24
Teknik Konstruksi Batu dan Beton
18
18
24
24
Teknik Gambar Bangunan
18
18
24
24
TOTAL
48
48
48
48
48
48

Marhaban Ya Ramadhan

Marhaban ya Ramadhan
Dalam catatan sejarah dan periwayatan sahabat, ditemukan beberapa kebiasaan penting Rasulullah saw menghadapi kedatangan tamu agung yaitu bulan suci Ramadhan. Pertama, Rasulullah saw memberitahukan dan mengingatkan anak dan istrinya, akan kedatangan Ramadhan yaitu bulan yang membawa keampunan, kemuliaan, barakah, penuh fadhilah dan bulan yang dapat mengangkat derajat seorang hamba menjadi muttaqin. Rasulullah saw juga mengajak keluarganya mempersiapkan diri secara fisik dan mental, untuk menjalankan ibadah secara maksimal di bulan Ramadhan, baik ibadah mahdhah maupun ibadah ghairu mahdhah (ibadah sosial).
Kedua, Rasulullah saw memiliki tradisi di akhir Syakban yaitu memperkenalkan Ramadhan dan mengajarkan hikmahnya kepada sahabat. Ramadhan adalah salah satu bulan dari kalender Islam, yang memiliki keutamaan (fadhilah) lebih, bila dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain. Rasulullah saw menginformasikan filosofi, hikmah dan fadhilah Ramadhan kepada sahabat, agar termotivasi dan bersungguh-sungguh mengisi dan memanfaatkan Saidus-Syuhur sebagai bulan umatKu, kata Rasulullah saw.
Ketiga, Rasulullah saw mengencangkan ikat pinggangnya pada hari-hari terakhir Ramadhan. Makna kencangkan ikat pinggang dipahami para ulama dalam arti kiasan (majaz), dan bukan dalam makna tersurat berupa sabuk atau ikat pinggang harus ketat melekat pada pinggang. Makna yang sebenarnya adalah pada hari-hari terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah saw menunjukan sikap mulia kepada kita betapa sungguh beliau memanfaatkan hari-hari terakhir Ramadhan penuh dengan qiyamul lail; tarawih, membaca Alquran, i’tikaf, zikir, berdoa, shalat jamaah, majelis ilmu, infaq, sadaqah dan berbagai macam ibadah lainnya.
Marhaban ya Ramadhan
Kehadiran Ramadhan di tengah kaum muslimin, memiliki kebanggaan dan makna tersendiri. Rasulullah saw menginformasikan kepada kita bahwa orang yang senang dan gembira dengan kedatangan bulan Ramadhan, maka Allah Swt akan melindungi jasadnya dari jilatan api neraka. Kegembiraan yang muncul dari kalangan kaum muslimin, dikarenakan bulan yang ditunggu-tunggu telah tiba. Ramadhan membawa rahmat, maghfirah dan melepaskan kita dari kungkungan api neraka.
Marhaban ya Ramadhan
Dalam catatan sejarah dan periwayatan sahabat, ditemukan beberapa kebiasaan penting Rasulullah saw menghadapi kedatangan tamu agung yaitu bulan suci Ramadhan. Pertama, Rasulullah saw memberitahukan dan mengingatkan anak dan istrinya, akan kedatangan Ramadhan yaitu bulan yang membawa keampunan, kemuliaan, barakah, penuh fadhilah dan bulan yang dapat mengangkat derajat seorang hamba menjadi muttaqin. Rasulullah saw juga mengajak keluarganya mempersiapkan diri secara fisik dan mental, untuk menjalankan ibadah secara maksimal di bulan Ramadhan, baik ibadah mahdhah maupun ibadah ghairu mahdhah (ibadah sosial).
Kedua, Rasulullah saw memiliki tradisi di akhir Syakban yaitu memperkenalkan Ramadhan dan mengajarkan hikmahnya kepada sahabat. Ramadhan adalah salah satu bulan dari kalender Islam, yang memiliki keutamaan (fadhilah) lebih, bila dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain. Rasulullah saw menginformasikan filosofi, hikmah dan fadhilah Ramadhan kepada sahabat, agar termotivasi dan bersungguh-sungguh mengisi dan memanfaatkan Saidus-Syuhur sebagai bulan umatKu, kata Rasulullah saw.
Ketiga, Rasulullah saw mengencangkan ikat pinggangnya pada hari-hari terakhir Ramadhan. Makna kencangkan ikat pinggang dipahami para ulama dalam arti kiasan (majaz), dan bukan dalam makna tersurat berupa sabuk atau ikat pinggang harus ketat melekat pada pinggang. Makna yang sebenarnya adalah pada hari-hari terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah saw menunjukan sikap mulia kepada kita betapa sungguh beliau memanfaatkan hari-hari terakhir Ramadhan penuh dengan qiyamul lail; tarawih, membaca Alquran, i’tikaf, zikir, berdoa, shalat jamaah, majelis ilmu, infaq, sadaqah dan berbagai macam ibadah lainnya.
Marhaban ya Ramadhan
Kehadiran Ramadhan di tengah kaum muslimin, memiliki kebanggaan dan makna tersendiri. Rasulullah saw menginformasikan kepada kita bahwa orang yang senang dan gembira dengan kedatangan bulan Ramadhan, maka Allah Swt akan melindungi jasadnya dari jilatan api neraka. Kegembiraan yang muncul dari kalangan kaum muslimin, dikarenakan bulan yang ditunggu-tunggu telah tiba. Ramadhan membawa rahmat, maghfirah dan melepaskan kita dari kungkungan api neraka.

Ramadhan adalah bulan agung, dan bulan penyucian jiwa umat Islam. Nilai kemuliaan dan keutamaan Ramadhan cukup besar, sehingga Rasulullah saw mendeskripsikan dalam satu sabdanya: “Jika umatku mengetahui keutamaan Ramadhan, maka mereka akan meminta agar Allah menjadikan Ramadhan sepanjang tahun.” Sabda ini menggambarkan Ramadhan memiliki “keajaiban” luar biasa bila dibandingkan dengan bulan-bulan lain. Orang yang melaksanakan ibadah shalat sunat di bulan Ramadhan, sama dengan nilai ibadah shalat wajib pada bulan-bulan lainnya.
Ramadhan memiliki satu malam istimewa yang dikenal dengan Lailatul Qadar. Malam ini memiliki nilai lebih baik dari seribu bulan. Ramadhan datang membawa pintu rahmat, ampunan dan membebaskan orang beriman dari jilatan api neraka. Ramadhan memberikan peluang dan kesempatan bagi umat Islam untuk memperbaiki diri, meningkatkan keimanan, memperbanyak ibadah, dan memberikan kesempatan untuk menaikkan tingkat (grade) kemanusiaan menjadi derajat muttaqin. Oleh karenanya, sangat beruntung orang yang memanfaatkan Ramadhan dengan ibadah maksimal, baik ibadah ritual maupun ibadah sosial.
Marhaban ya Ramadhan
Kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan ditegaskan Allah Swt dalam firman-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang sebelummu, mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 183). Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Ramadhan merupakan sarana untuk mencapai derajat muttaqin, yaitu orang yang bertakwa kepada Allah, menjalankan seluruh ajarannya dan meninggalkan seluruh larangannnya, sehingga ia benar-benar diampuni dosanya oleh Allah Swt. Muttaqin hanya dapat digapai melalui puasa Ramadhan yang dilakukan seseorang dengan penuh keimanan dan kesadaran kepada Allah Swt. Rasulullah saw menyebutkan dalam sabdanya: “Barangsiapa yang berpuasa karena penuh keimanan dan kesadaran, maka Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu.”
Manusia merasakan dirinya sebagai makhluk yang lemah dan tidak terbebas dari noda dan dosa. Menghapuskan dosa bukanlah persoalan mudah, tetapi haruslah melalui tahapan panjang berupa tobat, yang dimulai dengan kesadaran dan berkomitmen untuk tidak mengulangi perbuatan dosa. Kehadiran Ramadhan membuka lebar pintu tobat dan ampunan Allah Swt kepada setiap kaum muslimin. Bersih dari dosa dan terbebas dari api neraka, merupakan cita-cita kaum muslimin. Pembersihan dosa dan peningkatan nilai ibadah melalui Ramadhan akan mengantarkan individu menjadi insan-insan muttaqin.
Dalam bulan Ramadhan, Allah Swt berjanji membuka pintu sorga dan mengunci pintu neraka serta merantai syaitan-syaitan. Makna kiasan ini semestinya dipahami kaum muslimin sebagai paradigma Ramadhan, bahwa berlomba-lombalah dalam kebajikan dan bersungguh-sungguhlah dalam mengisi hari- dan malam-malam Ramadhan dengan puasa, qiyamul-lail, membaca Alquran, i’tikaf, membantu fakir miskin, anak yatim, orang lemah, dan berbagai ibadah lainnya. Mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan dan kemudahan bagi kita dalam mengemban amanah mulia membumikan syariat Islam di tanah Serambi Mekkah. Wallahu a’lam.

sumber : Ramadhan Mubarak